DIALOG PARA CALON PEWARTA SABDA
“Jangan pernah merasa bahwa menjadi seorang guru Agama Katolik atau Katekis merupakan sesuatu yang rendah namun ketahuilah Anda menjadi bagian penting dalam menumbuhkan iman umat karena Anda adalah pengajar iman”.
Ungkapan diatas adalah kutipan dari sambutan pembukaan kegiatan seminar kaprodi STKIP Widya Yuwana. STKIP Widya Yuwana dan IPPAK Sanata Dharma Yogyakarta merupakan dua perguruan tinggi yang melahirkan para Guru Agama Katolik dan Katekis (Pewarta Sabda Allah). Sebuah momen berharga telah terjadi yaitu pengalaman ‘Dialog Para Calon Pewarta Sabda’ dalam kegiatan studi banding antar dua lembaga yang berlangsung pada Jumat,10 s/d Minggu,12 Mei 2019. Kegiatan kebersamaan ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu seminar, olahraga dan pentas seni. Untuk kegiatan seminar berlangsung pada hari pertama, mulai dari pukul 08.00-13.00 WBI dengan narasumber yaitu perwakilan mahasiswa dari masing-masing lembaga. Team narasumber dari STKIP Widya Yuwana menyajikan materi seminar dengan tema ‘Katekese Kontekstual Multi Sensorik dan Era Konektivitas (4.0) bagi Kaum Muda’. Sementara itu tean narasumber dari IPPAK Sanata Dharma menyajikan materi seminar dengan tema ‘Pelaksanaan Formatio Iman Berjenjang di Paroki Kevikepan DIY’.
Kegiatan selanjutnya yaitu olahraga bersama dimana diadakan pertandingan persahabatan antar mahasiswa dengan jenis kegiatan olahraga diantaranya Futsal, Volley dan Bulutangkis. Dan kegiatan ketiga dalam kegitan studi banding ini yaitu pentas seni pada malam harinya yang diisi oleh mahasiswa dari kedua kampus. Sebelum acara pentas seni semua peserta mengikuti perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Rm. Andalas, SJ.
Kegiatan study banding ini memberikan dampak yang sangat baik, di mana materi seminar mengangkat persoalan-persoalan yang dihadapi saat ini diama katekese sekarang harus sesuai dengan perkembangan jaman sehingga sebagai pewarta dituntut untuk mengolah katekese yang menarik agar bisa diterima oleh semua orang tanpa meninggalkan semangat yang perlu diwartakan yaitu Sabda Allah. Sedangkan materi yang kedua memaparkan bagaimana situasi pelaksanaan formatio iman berjejang di paroki Kevikepan DIY. Melihat dua tantangan yang terjadi dijaman ini, diharapkan agar sebagai seorang calon pewarta atau pendidik iman bisa menjadi motivasi agar terus belajar dan membentuk diri selama berada di bangku kuliah agar kelak menjadi pewarta dan pendidik yang unggul dan kontekstual.
(Br. Fidelis, CSA)