Mendalami Peristiwa Rosario Sebagai Wadah Menumbuhkan Spiritualitas Mahasiswa STKIP Widya Yuwana Sebagai Calon Guru Agama Katolik Dan Katekis

Penulis : Maria Ana Liwun
Pada bulan Oktober ini dalam rangka memperingati bulan rosario, romo, bruder, suster, para dosen dan karyawan serta mahasiswa bersama-sama melaksanakan doa rosario sebagai bagian dari pembinaan iman di kampus. Kegiatan doa rosario dilaksanakan pada hari sabtu pukul 07.00 WIB. Kegiatan ini tidak hanya menjadi rutinitas doa, tetapi juga sarana memperdalam makna dan kekuatan spiritualitas Rosario dalam kehidupan sehari-hari. Sebelum mendaraskan doa rosario, pemimpin doa menggunakan bahan pendalaman doa rosario dari Keuskupan Surabaya dan para peserta diajak untuk merenungkan misteri kehidupan Yesus dan Maria dengan penuh kesadaran dan iman.
Hal yang menarik dari pelaksanaan doa rosario ini adalah mahasiswa diberi kesempatan secara bergantian untuk memimpin dan memandu doa rosario. Hal ini menjadi kesempatan berharga bagi mahasiswa untuk belajar memimpin doa dengan penuh tanggung jawab dan penghayatan. Selain itu, keterlibatan dosen dan karyawan dalam kegiatan ini menunjukkan semangat kebersamaan dalam menumbuhkan iman yang hidup di lingkungan kampus.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya berdoa, tetapi juga mendalami arti dan makna doa rosario secara lebih mendalam. Seluruh civitas akademika yang hadir diajak untuk memahami bahwa Doa Rosario bukan sekadar rangkaian doa yang diucapkan berulang, melainkan sebuah perjalanan iman yang mengantar setiap pribadi semakin dekat dengan Yesus Kristus melalui Bunda Maria. Pendalaman ini membantu mahasiswa menghayati doa sebagai kekuatan yang meneguhkan dalam menjalani panggilan hidup sebagai calon guru agama Katolik dan katekis.
Kebiasaan baik ini menjadi salah satu identitas rohani STKIP Widya Yuwana yang terus dijaga dan dikembangkan. Dengan berdoa Rosario bersama setiap Sabtu, kampus tidak hanya membentuk mahasiswa yang cerdas secara intelektual, tetapi juga mendalam secara spiritual. Kegiatan doa ini menjadi wujud nyata dari kehidupan iman yang dihidupi, serta menjadi bekal berharga bagi para calon katekis dan guru agama untuk kelak menuntun umat dalam iman, pengharapan, dan kasih kepada Tuhan.